Wednesday, July 2, 2008

Pecundang Cinta

Dalam satu kisah yang konon berasal dari negeri para dewa, adalah sosok bayi bersayap membawa sebuah busur panah dan anak panah. Konon pula dia adalah putra dari Mercury (utusan dewanya para dewa yang bersayap) dan Venus (dewi cinta). Pabila anak panah itu melesat melukai orang, maka akan menimbulkan rasa gairah dan cinta. “Cupid”, begitu orang menyebutnya. Kalau aku nyebutnya "Si Cupid Stupid". He-he...

Sebagian menggambarkan Cupid merupakan sosok yang tidak berperasaan, sembrono namun dapat memberikan kebahagiaan melalui panah cintanya.
Boleh jadi karena sambaran anak panah si Cupid ini, sebagian orang akan mengalami yang namanya berbunga-bunga, seneng, sebel, males, terpuruk, melamun, berkhayal, terpesona, falling in love, bobogohan, kababad manah, nyeri hate, sok puitis, sok seniman atau apapun istilahnya yang pada akhirnya menimbulkan berjuta inspirasi konyol dan sebagainya. Dan ini hinggap di sebagian banyak manusia walaupun manusia itu mencoba untuk sok cool, sok cuek, anti cinta dan lain sebagainya, sebagainya dan sebagainya.

Kang Doel pernah bilang, “Cinta itu anugrah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara bila tak punya cinta… dst”.

Perjalanan manusia adalah sebuah fragmen hati dan pikiran yang kalau diabadikan tentu akan membuat kita tertawa-tawa, mengejek-ejek, berbunga-bunga, bersedih, tersenyum terpaksa atau bahkan berdiam diri melihat tingkah pola kita yang kadang kebablasan, egois, salah tingkah dan lain sebagainya, tatkala panah si Cupid melukai kita walaupun hanya secuil ‘luka’. Itulah manusia dengan segala macam tingkah polanya.

Reaksi ?
Ketika ada aksi maka reaksi akan membalasnya. Reaksi bisa saja menjadi pasif tatkala aksi kita tidak menimbulkan ‘pergeseran’ hati pada lawan kita. Sang lawan akan membalas dengan raganya atau pikirannya atau lisannya atau matanya atau imajinasinya atau diamnya, bila aksi kita menimbulkan ‘pergeseran’ hati pada dirinya.
Tapi bisa juga aksi kita dibalas dengan sebuah reaksi semu (bisa pasif atau aktif), tatkala aksi kita sebenarnya telah ‘menggeserkan’ hati lawan kita namun lawan kita hanya berdiam diri atau tidak apresiatif. Sehingga diamnya lawan kita adalah sebuah ‘big question mark’ yang agak sukar dan sulit untuk kita ketahui jawabannya.

“Bahong !!!” … mungkin itu bisa saya katakan kepada setiap manusia yang mencoba untuk tidak mau tahu atau masa bodoh dengan yang namanya cinta.
Seperti kata Kang Doel tadi, “Cinta itu anugrah ..”. Jadi kalau kita sepakat dengan pernyataan Kang Doel, maka rasa cinta (yang datang pertama kali dari mata melalui pandangannya atau panca indera lainnya, yang kemudian diterima dan disimpan dalam memori otak. Kemudian ditranfer ke hati melalui perjalanan darah dan akhirnya hinggap di hati. Dari hati inilah, setelah melalui berbagai proses pengolahan, maka ditransferlah rasa itu ke otak kepala sehingga seluruh raga akan mencoba mentransfer rasa cinta itu keluar dari mulut dan pikiran) adalah satu ‘ruh’ yang diciptakan oleh Alloh kepada manusia untuk mengungkapkan satu ekspresi hidup secara spontan atau sistematis terhadap apa yang dilihat, dialami, diraba, dirasa didengar atau lain sebagainya terhadap sebuah ‘keagungan’ yang menyebabkan manusia bisa menjadi ‘lupa diri’ atau kelewat senang yang berlebihan.

Cinta kadang bisa membawa kita pada suatu masa dimana kita akan merasakan ‘keagungan’ itu ke dalam nuansa yang baik atau pada nuasa yang buruk. Tergantung dari transfer magnitude yang dikeluarkan oleh objek yang kita jadikan target. Artinya sebuah gamma positif yang terapresiasi dari lawan kita tentu akan membawa kita pada sebuah pernyataan setuju dan sepaham dengan cinta. Tapi bila sinar gamma itu bermuatan negatif, bisa jadi kita akan mengalami sebuah depresi yang tidak kita harapkan, walaupun kita mampu menahan depresi itu.

Ha... ha… ha… sebuah teori keblinger tentang cinta. Mungkin sebagian orang akan sependapat dengan ku tentang teori keblinger itu. Artinya anda sama-sama ‘gila’ dengan ku dalam memrepresentatifkan tentang cinta.
Ha ha ha.

Tapi setidaknya itu adalah teori yang kuangkat dari aktualisasi hidup manusia ketika manusia terkena ‘cap eceng’ panah si Cupid Stupid. Dan itu pernah kualami satu persatu dalam setiap episod hidupku. Mulai dari remaja, monkey love sampai ke elephant love atau dinosaurs love.

“Baru kusadari, cintaku pertepuk sebelah tangan … “
“Ingin ku bunuh pacarmu … aku cemburu”
Demikian kata Ahmad Dhani melalui Dewa 19-nya. Hal ini pernah (sering) kualami ketika rasa cintaku di tolak oleh si dia, si dia dan si dia. (he-he-he)

“Kemarahanmu terlalu, menyudutkan hatiku….
Kucari yang kau mau, mengharapkan ini akan berakhir”
Demikian kata Armand Maulana melalui GIGI-nya. Nyang ini juga pernah ane alami ketika rasa cintaku berhenti sebelum halte terakhir. (he-he-he)

“Bila aku … tak mungkin lagi mendampingi dirimu,
Buang semua cerita yang lalu, hancurkan kisah cinta yang dulu”
Demikian kata anak-anak The TITANS. Kalo ini ane juga pernah ngalamin waktu ane mau ngebetulin hubungan ane ama bokin ane yang sempet putus.

“Ingin … bersamamu menari … bernyanyi lagu damai mimpi. Tersenyum nuranimu harum nafasmu mewangi hiasi mimpiku”
Anak-anak Dr PM punya mimpi damai.
Ha.. ha… ha… (khayalan) waktu gue punya harapan yang tak bisa diungkap sama seorang cewek cantik berkulit putih yang rumahnya berada di samping kanan depan rumah ku .... (mimpi kali yee alias belum jodoh (justifikasi))

“Aku disini, mengingat dirimu.
Kumenangis tanpa air mata …
Bagai bintang tak bersinar, redup hati ini.
Dan ku mengerti sekarang, ternyata kita menyatu,
didalam kasih yang suci, kuakui kamu lah cintaku”
Ini beda …. kata-katanya agak panjang. Soalnya dari sinilah babak cinta yang sebenarnya, karena aku telah menemukan tambatan hati yang kujadikan sebagai persinggahan hati untuk yang terakhir dan semoga yang terakhir (kalau Alloh menghendaki. Amien) sama cewek yang sekarang telah jadi istriku. (he-he-he) Thanks buat GIGI untuk Cinta Terakhir-nya.

So …
Aku mungkin bukan ahlinya dalam teori cinta atau menggapai cinta, dalam arti kata, mendapatkan kekasih hati. Tapi setidaknya sekarang aku adalah orang yang ‘beruntung’ dan telah berhasil menaklukkan satu cinta. Satu cinta untuk istriku. Karena keberhasilan kita mendapatkan cinta hanya bisa di ukur dengan parameter ijab qabul. Jadi yang belum ijab qabul, anda hanyalah seorang pecundang cinta. Ha ha ha …

Untuk pengagum berat ‘cinta’. Jangan jadikan cinta seperti permainan rollercoaster yang selalu meliuk-liuk, berputar-putar, kadang tensi naik - kadang turun. Tapi jadikan cinta sebagai sebuah anugrah yang harus dijaga dan hanya diberikan kepada mereka yang memang layak untuk mendapatkan cinta dari kita yaitu Alloh SWT - Rasul SAW - Islam, orang tua, istri dan anak-anak kita serta saudara-saudara muslim kita.

(Bakauheni - Juli 2008)