Alkisah Zaenab mendapat predikat perempuan paling cantik di seantero kampung ini. Tubuhnya yang tinggi semampai. Kulitnya yang putih bersih. Matanya yang memancarkan sinar katulistiwa. Kecantikannya menyerupai taman ‘Arsy sebagai tanda keagungan Alloh Yang Maha Kuasa yang selalu dijaga oleh empat malaikat.
Kesohoran Zaenab di kampung itu tentulah mengundang setiap lelaki untuk meminang dia. Tak ada seorang lelaki pun yang tidak jatuh cinta kepadanya. Mendapatkan hati Zaenab tentulah sangat membanggakan bagi setiap lelaki di kampung itu. Karena banyaknya lelaki yang datang kepadanya, maka dibuatlah satu kompetisi kecil dimana pemenangnya akan menjadi suaminya kelak. Dari sekian ratus kontestan yang ikut kompetisi itu, maka tinggallah menjadi dua besar dimana masing-masing akan memperoleh kesempatan selama satu jam untuk bisa berduaan dengan Zaenab sebelum akhirnya Zaenab memilih satu diantara dua pemuda itu.
Tibalah saatnya pemuda satu masuk kedalam ruangan yang disediakan oleh Zaenab, khusus untuk season satu jam bersama Zaenab. Pemuda itu sangat gagah dan tampan serta dari raut wajah dan penampilannya terlihat dia bukanlah pemuda dari golongan miskin.
“Selamat siang!”
“Selamat siang. Silahkan duduk di tempat yang telah ku sediakan!”
Tak lama kemudian pemuda satu duduk di kursi empuk yang terbuat dari kulit.
“Siapa namamu, wahai pemuda tampan?”
“Saya Farid bin Malik bin Hidayat. Pemilik usaha Malik Group. Aku memiliki karyawan ribuan orang yang tersebar di penjuru negeri ini”.
Kemudian keluarkan satu pertanyaan dari Zaenab tentang pendapat Farid akan dirinya dan cinta.
“Apa pendapatmu tentang saya dan cinta?”
Sang pemuda itu pun kemudian mengeluarkan kata-kata romantisnya
“Anda adalah wanita yang sangat cantik. Karena kecantikan anda, anda telah mengalahkan Cleopatra dari Mesir atau Lady Di dari Inggris sana. Anda adalah wanita yang sangat diidamkan oleh setiap lelaki. Termasuk aku".
Kemudian Farid mulai menjawab pertanyaan tentang cinta.
“Cinta ibarat denting dawai gitar yang dipetik dengan sentuhan jari kelembutan. Dan cinta ku kepada mu adalah cinta abadi yang akan selalu ku jaga hingga maut menjemputku”.
“Maukah engkau menjadikan aku istrimu?”
“Tentu saja”.
Tak lama kemudian, setelah Farid keluar dari ruangan tempat Zaenab berada di dalamnya, masuklah pemuda dua kedalam ruangan itu. Penampilannya biasa. Tak ada kesan kemewahan dalam dirinya. Rambutnya agak kusut. Kulitnya agak hitam akibat terlalu seringnya terbakar oleh sinar matahari.
“Assalamu’alaikum”
Wa’alaikum salam. Silahkan duduk di tempat yang telah ku sediakan!”
Tak lama kemudian pemuda dua itu duduk di kursi empuk yang terbuat dari kulit dan menerima pertanyaan yang sama seperti yang diterima oleh Farid.
“Saya Yusuf bin Hamzah. Anak kedua dari keturunan Hamzah.”
“Apa pendapatmu tentang saya dan cinta?”
Yusuf pun terdiam sejenak. Menghelakan nafasnya dan kemudian bersiap menjawab pertanyaan itu.
“Pendapatku tentang anda dan cinta adalah kasihan dan tidak ada?”
“Apa maksudmu kasihan dan tidak ada”
“Kasihan ya kasihan dan tidak ada ya tidak ada!”
“Apa yang membuat engkau harus mengasihi aku dan mengapa engkau menganggapku tidak ada?”
“Anda adalah wanita yang sangat cantik. Dan semua orang di negeri ini telah sepakat bahwa anda memang cantik. Tapi karena kecantikanmu itu, semua lelaki di negeri ini telah buta akan kecantikan perempuan yang sebenarnya hanya bersifat semu. Dan aku adalah termasuk lelaki itu. Lima menit yang lalu. Tapi kini mataku telah mendapatkan cahaya bahwa engkau sesungguhnya adalah perempuan yang patut aku kasihani dan aku anggap engkau tidak ada”.
“Mengapa demikian?”
“Sesungguhnya wanita yang telah menjaga kecantikannya hanya untuk suaminya adalah wanita yang cantik sesungguhnya. Dan wanita yang tidak tinggal berdua dengan lelaki yang belum menjadi suaminya adalah sebaik-baiknya wanita. Sedangkan anda dengan bangga mengadakan permainan ini untuk mengagungkan kecantikan anda dan memberikan kabar yang lebih luas lagi bahwa kecantikan anda telah menaklukan ratusan hati para lelaki”.
“Lalu!”
“Oleh karena itu aku sangat kasihan padamu, wahai Zaenab. Aku kasihan karena engkau telah diperdagangkan oleh ratusan lelaki yang menginginkanmu yang sebenarnya anda bisa memilih langsung satu diantara sekian lelaki yang ada di kampung ini tanpa harus melalui permainan ini. Dan aku kasihan kepadamu, karena dengan kecantikan yang engkau miliki, engkau telah membuat hati setiap laki-laki luluh runtuh tak berdaya. Walaupun engkau adalah harapan dari setiap laki-laki, tapi tidak bagiku, karena aku takut kehilangan wanita secantik mu dan aku tak mau hati ku menjadi lembek karena kecintaanku pada kecantikanmu yang menyebabkan aku akan menjadi pelayan mu. Karena itu cinta ku pada mu adalah tidak ada. Karena sebaik-baiknya suami adalah pemimpin bagi perempuan dan sebaik-baiknya istri adalah istri yang selalu senantiasa menjaga kehormatan suami dan keluarga.
(Catatan Pribadi - Bakauheni, Feb 2009)
Monday, February 16, 2009
Tuesday, February 10, 2009
Puisi untuk Hisom (In Memorial)

sebuah kalimat dari
Hasan Al Bashri :
"Wahai Bani Adam!
Sesungguhnya engkau adalah
kumpulan hari-hari.
Ketika hari telah berlalu,
maka berlalu pulalah sebahagian dirimu".
Dalam kitabku pun tertulis
dalam surat Al-Ankabut 57
"Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati.
Kemudian
hanyalah kepada Kami
kamu dikembalikan."
Hari ini,
kutuliskan satu sajak
sebuah sajak untuk sahabatku, Abdul Hisom
Disaat matahari sedang bersedih
dibalik awan biru,
enggan memancarkan sinarnya.
diatas langit tanah Dusun Bakau
yang telah dibasahi
oleh tetesan hujan kesedihan
malam hari.
Hari ini,
Selasa 10 Februari 2008
Ketika tangan kami tak sanggup lagi
mendekap mu,
Ketika raga kami sudah tidak lagi
bisa menjaga mu,
Ketika jiwa kami hanya bisa mengucapkan
kata-kata doa:
“Ya Alloh, Tuhan seluruh manusia.
hilangkanlah bahaya ini,
sembuhkanlah sahabatku.
Engkau yang dapat menyembuhkan.
Tidak ada obat selain obat Engkau
yaitu obat yang tidak meninggalkan sakit
dan penyakit”
Dan pada hari ini pula,
Engkau telah meninggalkan sakit
dan penyakit itu
dengan menitahkan pembantu-Mu,
Malaikat penjemput ajal untuk
menarik satu penyakit
dari jiwa sahabatku
Untuk sahabatku, Abdul Hisom
Hari ini ..
Engkau telah meninggalkan kami semua
sebagai manusia
Dan akan lahir kembali
di alam para malaikat
dengan menjelma menjadi
satu bentuk yang tak pernah kupahami
Untuk sahabatku, Abdul Hisom
Jiwa mu telah pergi
meninggalkan kami semua,
Tak ada yang abadi,
Yang ada hanyalah kenangan
kanangan akan dirimu
yang kan kuabadikan hingga
ragaku menyertaimu
di alam para malaikat nanti.
Selamat jalan sahabatku,
semoga Alloh menempatkanmu
pada kursi terdepan.
Satu barisan dengan umat-Mu terdahulu
yang selalu setia
menyebutkan nama-Mu
di setiap denyut nadi dan nafasnya.
Amien.
Monday, February 9, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)